Senin, 05 Maret 2012

BARU DARI EDUCOMICS

234 FAKTA SAINS PALING SERU 
Yang Perlu Kau Ketahui!

Jangan Khawatir......
Sains itu tidak susah dan tidak membosankan, kok!

Bagaimana Pelangi Terbentuk???
Diudara terdapat banyak butiran air yang beterbangan, tetapi tidak terlihat oleh mata. setelah hujan turun dan matahari bersinar, butiran-butiran air itu akan terkena sinar matahari. bila butiran air dan sinar bertemu, sinar akan mengalami pembiasan dan pemantulan. fenomena sinar yang berbelok disebut pembiasan, sementara sinar yang bergerak lurus lalu membentur unsur lain dan memantul kembali disebut pemantulan. oleh karena itu, pelangi dapat terlihat dengan jelas setelah hujan turun. selain itu bila pada malam hari hujan turun dan bersinar terang, maka pada malam hari pun kita dapat melihat pelangi.

Sinar memang tidak bisa terlihat oleh mata, tetapi jika bertemu dengan butiran air maka akan muncul warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang membentuk pelangi. perbedaan warna yang kita lihat disebabkan karena adanya perbedaan indeks bias.

Kenapa kita kebelet pipis?
Mengapa kita kentut?
Atau, apakah kuda nil mengeluarkan keringat?
Apa isi punuk unta, ya?
Mengapa semut berbaris?
Kenapa rambut kita tidak sakit jika dipotong?
Lalu, apa benar ada ikan yang hanya memiliki mata di salah satu tubuhnya??

Penasaran????? temukan jawabannya di dalam buku ini 234 Fakta Sains Paling Seru.
Dengan membaca buku ini kita bisa belajar sains dengan mudah dan tidak membosankan.

Buku ini diterbitkan oleh PT. Bhuana Ilmu Populer dan dijual dengan Harga Rp. 85.000
Anda bisa mendapatkan buku ini hanya di Toko Buku Gramedia terdekat dikota anda. 




 


Alamat TB. Gramedia di Medan :

TB. Gramedia Gajah Mada Medan
Jl. Gajah Mada No. 23 Medan 20153
Telp (061) 4528776 

TB. Gramedia Medan Mall
Medan Mall Lt.4 Jl. MT. Haryono, Medan
Telp (061) 4154323 

TB. Gramedia Sun Plaza Medan
Sun Plaza Medan, Lantai Ground B-01
Jl. Zainul Arifin No.7 Medan
Telp (061) 4501061

TB. Gramedia Santika Medan
Hotel Santika Medan Lt.2 
Jl. Kapt. Maulana Lubis Medan

 

Tempat KOngkow - KOngkownya anak Medan

Merdeka Walk


Jl Balai Kota, Medan, Indonesia
 
Merdeka Walk atau yang biasa disingkat MW merupakan tempat yang harus dikunjungi jika anda berada di kota Medan.

Tempat yang berada di Lapangan Merdeka Medan yang tepat berada di jantung kota Medan dan berseberangan dengan stasiun besar kereta api membuat MW mudah untuk didatangi. Buka setiap hari, Minggu-Jumat dari pukul 11.00-24.00, dan Sabtu dari pukul 11.00-02.00.

Tempat ini dikenal sebagai tempat nongkrong paling lengkap di Medan. Mulai dari pusat makanan, hiburan, hingga arena pertunjukkan. Maka jangan heran jika MW selalu ramai dikunjungi pada malam hari. Mulai dari anak - anak, remaja, orang tua hingga keluarga.

Sebagai pusat makanan, Mulai dari dari Western Food, Asian Food sampai makanan khas Medan. Cukup merogoh kocek Rp15.000-Rp35.000 dijamin anda tidak akan kelaparan selama hang-out di sini. Selain menyediakan hidangan dalam berbagai menu, Merdeka Walk juga menyediakan satu spot yang nyaman dengan keasrian pepohonan bernama Center Piece yang biasanya diisi berbagai hiburan seperti live music, acara untuk keluarga dan ajang kreatifitas anak muda, seperti band performance, rap, breakers, dan hiburan lainnya di Center Piece.

Jika Anda mencari satu tempat hang out sambil menikmati suasana malam bersama teman, pacar ataupun keluarga MW merupakan tempat yang paling komplit untuk menghabiskan satu malam di kota Medan.

Sejarah Masjid Raya Medan


Mesjid Al -Mashun Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, meski usianya hampir 100 tahun atau seabad (1906 - 2000), namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan kokoh. Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera maupun di Malaysia.

Karenanya, rumah Allah ini tidak pernah sepi dari kunjungan umat baik untuk beribadah atau sekedar ber itikaf siang atau malam, apalagi kalau saat-saat bulan Ramadhan seperti ini pintu bangunan tua ini nyaris tidak ditutup selama 24 jam.

Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini, memang bukan sekedar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini. Masjid ini dirancang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad 18.

Merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam - penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924 . Masjid Raya Al- Mashun sendiri dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H ( 10 September 1909).

Peninggalan Sulthan Ma’moen lainnya yang hingga kini masih utuh bahkan menjadi andalan objek wisata sejarah Medan adalah Istana Maimoon yang selesai dibangun 26 Agustus 1888 dan mulai dipakai 18 Mei 1891, dan berbagai bangunan tua lainnya seperti residen pejabat kesulthanan, masjid dan ruang pertemuan yang tersebar di berbagai pelosok bekas wilayah kesulthanan Melayu Deli- kini wilayah Kodya Medan, Kodya Binjai, Kab. Langkat dan Kab Deli Serdang.

Masjid Raya Al-Mashun Medan, banyak dikagumi karena bentuknya yang unik tidak seperti bangunan masjid biasa yang umumnya berbentuk segi empat. Masjid ini, dirancang berbentuk bundar segi delapan dengan 4 serambi utama - di depan, belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama masuk ke masjid.

Antara serambi yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh selasar kecil, sehingga melindungi bangunan/ruang utama dari luar. Di bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah utama pada bagian tengah. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan belakang masjid

Kecuali itu, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi - terbukti hingga kini masih tetap utuh. Belum lagi dengan ukiran dan hiasan ornamen khas Melayu Deli pada setiap sudut bangunan, yang serta merta melahirkan nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang memasukinya.

Pada bulan Ramadhan seperti saat ini, suasana di Masjid Raya ini menjadi jauh lebih semarak dibanding hari-hari biasa. Kegiatan ibadah tidak hanya berlangsung siang hari, melainkan juga malam hari hingga menjelang waktu sahur. Hanya saja kalau siang disisi dengan kegiatan muzakarah, diskusi tentang hukum sya’ri Islam, ceramah Ramadhan, dan berbagai kegiatan pengkajian Islam lainnya.

Sedangkan, malam hari kegiatannya berupa shalat Tarawih dan Tadarrus Al-Qur’an hingga larut malam malah sampai dini hari saat sahur tiba. Kecuali itu, untuk menghidupkan suasana di komplek masjid, pengurus juga menyiapkan makanan bukaan setiap sore dengan bahan dari sumbangan para dermawan dan masyarakat sekitar masjid. Makanan berbuka yang disiapkan hingga 300 - 500 orang tersebut khusus bagi anak-anak yatim, gelandangan, dan kaum musafir yang jauh dari rumahnya saat waktu berbuka tiba.


Sumber : http://www.pkpu.or.id

dikutip dari : http://masjidraya-almashun.org/?page_id=9